Saturday, 13 July 2013

KAPAU, KECAMATAN TILATANG KAMANG , KABUPATEN AGAM

Kapau merupakan salah satu nagari yang terdapat dalam kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia Batas Wilayah Secara geografis, batas Nagari Kapau adalah: Sebelah utara berbatas dengan Nagari Koto Tangah dan Gadut. Sebelah selatan berbatas dengan Madiangin (Kota Bukittinggi)dan Kecamatan IV Angkat. Sebelah timur berbatas dengan Koto Merapak (Kecamatan IV Angkat) Kabupaten Agam. Sebelah barat berbatas dengan Nagari Gadut. Kampung atau Desa Nagari Kapau luasnya hanya 475 ha, adalah Nagari terkecil dari tiga Nagari di Kecamatan Tilatang Kamang. Secara tradisional Nagari Kapau terdiri dari 12 jorong (kampung/desa) yang ditata menjadi 3 sidang. Kemudian Nagari Kapau juga pernah dijadikan tiga desa, sesuai jumlah sidang yaitu Desa Induring, Desa Pandam Basasak dan Desa Pasir. Namun setelah muncul UU No.22/1999, Sumatera Barat kembali ke pemerintahan Nagari. Dua belas jorong di Nagari Kapau adalah sebagai berikut: pada Sidang Induring terdiri dari jorong Pandan Banyak, Induring, Koto Panalok, Cingkariang dan Padang Cantiang. Sedangkan pada Sidang Pandam Basasak adalah, jorong Koto Panjang, Koto Panjang Hilir, Korong Tabik dan jorong Cubadak. Ada pun untuk Sidang Pasir terdiri dari jorong Parak Maru, Ladang Laweh dan jorong Dangkek atau Paninjauan. Persukuan Jumlah suku di Kapau ada sembilan (9) suku, masing-masingnya suku Jambak Gadang, Malayu, Koto, kemudian bergabung dalam satu suku (rumpun) Guci, Pili. Dan suku Tanjung, Pisang, Simabua tergabung pula dalam satu rumpun. Kemudian suku Jambak Kaciak berdiri sendiri. Dengan demikian, ada yang digabungkan menjadi 6 suku (rumpun), dipimpin masing-masing oleh seorang Penghulu. Sehingga bernamalah Kapau VI suku. Ninik Mamak Dalam adat enam suku, basuku ba induak babuah parut,kampuang dibari banan tuo, rumah dibari batungganai, panghulu nan anam suku (panghulu pucuak), itulah yang akanjadi hakim tertinggi dalam Nagari Kapau atapun menurut adat mamacik arek, mangganggam taguah tediri dari: Datuak Bandaro sebagai Penghulu suku Jambak Gadang. Datuak Mangkudun, Penghulu suku Melayu. Datuak Palimo, Penghulu suku Koto. Datuak Tandilangik, Penghulu suku Guci dan Pili. Datuak Panduko Basa, Penghulu suku Tanjuang, Pisang dan Simabua. Datuak Indo marajo, penghuilu suku Jambak Kacik. Penghulu yang berenam di atas diberi pituo (diingatkan), kalau tumbuh menurut adat Datuk Bandaro, kalau tumbuh menurut syarak Datuak Mangkudun, maka keduanya dibesarkan menurut adat dengan kata mufakat. Kalau melekatkan pusaka kedua orang itu ditambah dengan seekor sapi. Sedangkan mengangkat Ninik Mamak (Penghulu baru) yang satu induk, masing-masing seekor kerbau. Tetapi Datuk Bandaro dan Datuk Mangkudun, satu ekor kerbau dan satu ekor sapi. Itulah sebabnya Datuk Bandaro dan Datuk Mangkudun sebagai pucuk bulek dalam sukunya masing masing dan pucuk bulek dalam yang enam suku. Penempatan pucuk bulek ini berpedoman kepada yang mula-mula turun dari Bukit Kapau ke Kapau sekarang. Kedua Penghulu ini jugalah yang akan menyelesaikan, memutuskan biang, manabuakan dengan kato nan hak dalam adat, bila ada perselisiahan paham di antara ninik mamak yang enam suku ini. Masakan Khas Kapau Gulai Kapau sangat khas dengan warna kunyitnya yang sangat dominan, dengan rasa gurih dan pedas. Sayur gulai Kapau terdiri dari potongan nangka muda, rebung, kol, pakis, kacang panjang, jengkol dalam kuah yang tidak terlalu kental (tidak terlalu banyak santan) berwarna kuning (kunyit) kemerahan (cabe merah). Yang juga sangat khas adalah gulai tunjang, atau kikil. Pangek ikan paweh batalua (gulai ikan tawes bertelur yang dimasak sampai kering), gulai usus (sapi) berisi campuran telor dan tahu yang dilumatkan, dendeng balado, goreng belut.

No comments:

Post a Comment