Tuesday, 12 May 2015

bukittinggi tourist city

in Indonesia so many tourist attractions that can be visited olaeh domestic or foreign tourists, ranging from beach, mountain lakes to a very diverse culinary, who can always attract attention and your appetite when visiting this tourist place, one of which is on the west Sumatra exactly Bukitinggi, which is always open and provide convenience for domestic or foreign tourists.
The town Bukitinggi you will find culinary and natural is still cool and beautiful, culinary tourism is already familiar to tourists in and outside the country, including the champion porridge, rice and crackers Sanjai kapau diverse shapes and tastes, and natural attractions and historic sites that are here, among others,
1. Clock Tower
gadang clock is already familiar to everyone because it already merupan icon for western Sumatra in addition to the longhouse or Pagaruyung, there is to know through the media or have ever been directly here
2. Japanese hole
holes were built by the people of Indonesia when the first Japanese occupation through labor is still maintained and accessible for and open to the public.
3. FORT LEGACY NETHERLANDS
fortress located in the city center this bukittinggi first is the colonial Dutch fort saan colonize Indonesia, here still kept weapons that you can create a document recalled memories of when you leave this city
and many more attractions you can visit in the buffer zone of this city, which, if you've been in the guarantee you feel at home and want to stay He lives in this town, because here too you have in the facilitation of the four-star hotel that is not inferior to regions and other countries,
Now you can recommend bukittinngi as a family vacation spot,

BUKITTINGGI KOTA WISATA

di indonesia sangat banyak tempat wisata yang dapat di kunjungi olaeh wisatawan domestik ataupun luar negri, mulai dari pantai, gunung danau sampai kuliner yang sangat beragam , yang selalu dapat menarik perhatian dan selera anda apabila berkunjung ketempat wisata ini, salah satunya ada di sumatra barat tepatnya bukitinggi, yang selalu membuka diri dan memberikan kenyamanan bagi wisatawan domestik ataupun luar negri.
di kota bukitinggi anda akan menemukan wisata kuliner dan alamnya yang masih sejuk dan asri, wisata kulinernya memang sudah tidak asing lagi bagi  wisatawan dalam dan luar negri, diantaranya adalah bubur kampiun , nasi kapau dan kerupuk sanjai yang beragam bentuk dan rasanya, dan wisata alam yang dan tempat bersejarah yang ada disini antara lain,
1. JAM GADANG
jam gadang ini sudah tidak asing lagi bagi semua orang karena ini sudah merupan ikon bagi sumatra barat selain rumah gadang atau pagaruyung, ada yang mengetahui lewat media atau sudah pernah berkunjung langsung ke sini
2. LOBANG JEPANG
lobang yang dibangun oleh rakyat indonesia saat penjajahan jepang dulu lewat kerja paksa sampai sekarang masih terawat dan dapat dimasuki untuk  dan di buka untuk umum.
3. BENTENG PENINGGALAN BELANDA
benteng yang terletak di tengah kota bukittinggi ini dulu adalah benteng kolonial belanda saan menjajah indonesia, disini masih tersimpan senjata senjata yang dapat anda dokumentasikan buat kenang kenangan saat anda meninggalkan kota ini
dan masih banyak lagi tempat wisata yang dapat anda kunjungi di daerah daerah penyangga kota ini, yang apabila anda sudah berkunjung di jamin anda betah dan ingin berlama la tinggal di kota ini, karena disini juga anda sudah di fasilitasi dengan hotel berbintang empat yang tidak kalah dengan daerah dan negara lain,
sekarang anda bisa merekomendasikan bukittinngi sebagai tempat berlibur keluarga,

Saturday, 9 May 2015

orang bunian

orang bunian derived from the Malay language meaning generally is stealth, which is very well known by the Indonesian people in general and the ranks of Sumatra on kususnya especially those located in areas that are skipped by the mountain chain, because it is so famous "orang bunian" given the samapai for the name of the village and also the name of the hill, one of which is located in the hill districts Bunian agam districts Tilatang Kamang koto village in which the hands are also saving a cave which is also known by the name of Bunian cave, which is known for kalangn ter surrounding communities even msyarakan Another distinct districts though,
I'll tell you a little about the hill Bunian and also caves that exist in that area before I tell you a bit more about orang bunian, Bunian hill in the village Kototangah a lot of mystery and mystique that is in trust by the surrounding community, diantaran many weirdness is not the beasts that dwell or wander in the hills and the area around the hill, then there is a monkey that stray entered the hill, in the afternoon is still playing in the big trees on the hill yes, but after dark and approaching mid-night sounded shrill screams of the monkeys, and keesoakn day is not seen again monkeys playing in the trees in prominence, as well as pigs and the animals were targeting a hilltop Bunian that, in addition to the story about the strangeness of it there is also a snake-shaped stone that pose as will want to drink kelesung "where pounding rice so that the rice" which is located around the hill there are many other oddities and interesting place if you want to visit the stricken area.now we return to the story orang bunian, orang bunian very well known name in the area of ​​Sumatran let alone be passed by a mountain chain, many of which menghubukan orang bunian with the mystical story of each area although essentially the same story, orang bunian more known deng like kidnap or Escape to a natural person for a few days, weeks, months and even some that until a few years and also there is no return at all, there is a story of a child who comes from a region in which the array Payakumbuh orang bunian after all this time looking for parents throughout the place even reported to the police but tida also met, until after the new paranormal psychic asked to tell that the child is brought orang bunian and his parents had to wait in the cave Bunian located in the hills of the village Bunian koto the hands, eventually parents the child waited at the mouth of the cave, until approximately three months amid parents to drop out asan sianak waiting children did not come only after approaching the fourth month of the child appears like a dream; from the mouth of the cave accompanied by drizzling rain and strong winds that add to the mystical atmosphere in the mouth of the cave, but unfortunately the child was ten years old can not speak even seelum in disappearing he is a cheerful child, and many friends, but there is one advantage which is owned child is able to treat people who are sick sampi even now he still can not talk.there are also people who brought orang bunian hitherto not know where he is, is two foreign tourists by local communities comes from paris and partly msyarakat call came from usa, in tell the tourists were climbing the mountain top Singgalang, where in This Singgalang mountain in believing when it's past the post two if you want to continue the trip to the summit should not look back if violated there is something going on that we would not expect, but the tourists are violating the ban until finally they were not found again, there are also according to local people they see kedu tourists buy their needs kewarung near the foot of the singalang guning several times before three months after they disappeared, but from that time until now they were never seen again.That's a little more stories about orang bunian I tell you, next time I will tell again the story of orang bunian and story interesting stories of the area minang kabau

ORANG BUNIAN



orang bunian berasal dari bahasa melayu yang arti umumnya adalah siluman, yang sangat dikenal oleh orang indonesia pada umumnya dan orang jajaran sumatra pada kususnya apalagi orang yang berada di daerah yang di lewati oleh bukit barisan, karena begitu terkenalnya" orang bunian" tersebut samapai di berikan untuk nama kampung dan juga nama bukit, salah satunya adalah bukit bunian yang terletak di kabupaten agam kecamatan tilatang kamang desa koto tangah yang juga di dalamnya menyimpan sebuah goa yang juga di kenal dengan nama goa bunian, yang sangat ter kenal bagi kalangn masyarakat sekitar bahkan msyarakan lain yang berbeda kabupaten sekalipun,
saya akan menceritakan sedikit tentang bukit bunian dan juga goa yang ada di daerah itu sebelum saya menceritakan sedikit banyak tentang orang bunian, bukit bunian yang ada di desa kototangah ini banyak menyimpan misteri dan mistik yang di percaya oleh masyarakat sekitar, diantaran sekian banyak keanehannya adalah tidak adanya binatang buas yang berdiam ataupun berkeliaran di bukit dan wilayah sekitar bukit tersebut, waktu itu ada seekor monyet yang nyasar masuk bukit itu , pada siang harinya memang masih bermain di pohon pohon besar ya ada di bukit tersebut, tapi setelah hari gelap dan mendekati pertengahan malam terdengar jeritan lengking dari monyet tersebut, dan keesoakn harinya sudah tidak terlihat lagi monyet tersebut bermain di pohon pohon di sektar, begitu juga dengan babi dan binatang binatang yang menyasar kebukit bunian itu, selain cerita tentang keanehan itu ada juga batu yang berbentuk ular yang berpose seakan akan mau minum kelesung "tempat menumbuk padi supaya jadi beras"  yang terletak di sekitar bukit masih banyak keanehan lain dan tempat yang menarik seandainya anda mau berkunjung kedaerah tersebut.
sekarang kita kembali ke cerita orang bunian,nama orang bunian sangat terkenal di daerah sumatra apalagi yang di lewati oleh bukit barisan , banyak yang menghubukan orang bunian dengan cerita mistik daerah masing masing walaupun pada intinya ceritanya sama, orang bunian lebih di kenal deng suka menculik atau melarikan orang ke alamnya untuk beberapa hari, minggu , bulan bahkan ada juga yang sampai beberapa tahun dan juga ada yang tidak kembali sama sekali, ada sebuah cerita seorang anak yang berasal dari suatu daerah di payakumbuh yang di larikan orang bunian setelah sekian lama orang tuanya mencari keseluruh tempat bahkan juga melaporkan ke polisi tapi tida juga ketemu, sampai akhirnya setelah di tanyakan ke paranormal baru paranormal tersebut menceritakan bahwa sang anak di bawa orang bunian dan orang tuanya harus menunggu di goa bunian yang terletak di bukit bunian desa koto tangah, akhirnya orang tua si anak menunggu di mulut goa tersebut , sampai kurang lebih tiga bulan ditengah ke putus asan orang tua sianak menunggu anak tidak kunjung datang baru setelah mendekati bulan ke empat bagaikan mimpi sang anak muncul; dari mulut goa di iringi oleh hujan gerimis dan angin kencang yang menambah suasana mistis di wilayah mulut goa itu, tapi sayang anak yang sudah berumur sepuluh tahun itu tidak dapat bicara walau seelum di menghilang dia adalah anak yang ceria dan banyak teman, tapi ada satu kelebihan yang di miliki anak ini adalah dapat mengobati orang yang sakit walau sampi sekarang dia masih tidak bisa bicara.
ada juga orang yang di bawa orang bunian yang sampai sekarang tidak di ketahui dimana dia berada, adalah dua orang turis asing yang menurut masyarakat setempat berasal dari paris dan sebagian msyarakat menyebut berasal dari usa, di ceritakan turis tersebut sedang mendaki puncak gunung singgalang, dimana di gunung singgalang ini di percaya kalau sudah melewati pos dua apabila mau melanjutkan perjalanan ke puncak tidak boleh melihat kebelakang kalau melanggar ada sesuatu yang terjadi yang tidak akan kita duga, tapi kedua turis tersebut melanggar larangan tersebut sampai akhirnya mereka berdua tidak di temukan lagi, ada juga menurut masyarakat setempat mereka melihat kedu turis itu membeli kebutuhan mereka kewarung di dekat kaki guning singalang tersebut beberapa kali sebelum tiga bulan mereka sesudah menghilang , tapi dari waktu itu sampai sekarang mereka tidak pernah terlihat lagi.
itulah sedikit banyak cerita tentang orang bunian yang saya ceritakan, dilain waktu akan saya ceritakan lagi kisah orang bunian  dan kisah kisah menarik dari daerah minang kabau

Monday, 1 September 2014

mystical and mythical in Minang Kabau, west sumatra

1 stone lift lift When you visit Batusanggkar Tanah Datar, West Sumatra (West Sumatra), you will find a variety of stone story. Since the story set in history, myth and wrapped up the local wisdom. In Batusanggkar, seems to have many who visit the rock and stone basurek batikam. Two stones are associated with the history of the Minangkabau in the past. However, not many stories about rock-angkek angkek. This stone is kept at a longhouse in Nagari Hall Tabuh, District Sungayang, about 11 KM from the city Batusanggkar. To lift the magical stone, the first indigenous member of ritual to keep his balance. Although laden with mystical aroma, Alpi Son (40), the 8th generation descendant of the inventor of stone, Datuak Bandaro Kayo, requested that the stone is not considered excessive. According to him, turtle-shaped stone is only as a medium for asking and draw closer to God. To lift the stone, it first must ablutions in accordance with Islamic teachings. Then pray to God to ask for what you want, for example, mate. Then, body bent and the right and left hand pull the stone into the lap. If it can be drawn into the lap, then what is requested will be granted. Believe it or not, it's your choice. Clearly, Stone Angkek-angkek Minangkabau is one asset that should be maintained. 2 janiah river fish (river clear) This powerful fish are in a pond that was in the river Janiah, Agam regency, West Sumatra. A large pool that is much ikanya sunguh neatly maintained even this sacred fish pond water is very clear the visitors can directly see the fish in the pond. Fish in polynomial kolampun some even measuring up to 2 meters. No one Bernai catch fish in this pond for fear of the magic fish curse anyone who takes the magic in this pool will tertipa disaster. The origin of the fish that is in the child incarnation Janiah of human and jinn child who has been cursed by the Lord, because two different creatures of this nature have broken promises they have agreed. Version Mochtar lord Sampono Mochtar lord Sampono 96-year-old, community leaders said Janiah River, fish in the river Janiah is not "magic". The fish comes from the missing child. In the evening the child's mother had a dream that made ​​saffron rice (yellow rice) and was called his son in the River Janiah. "Since no one had dared to eat the fish in the river this Janiah, because they are reluctant to eat just because it seems only human, even the Dutch and the Japanese did not dare touch this fish," According lord Sampono no one knows the type and name of the fish. Fish such as 'gariang', but said the fish Jambi is a kind of fish Kalari. As said by lord Sampono the fish had not seen since the kids fish. Well keen to travel to this sacred pond come to Sumatara west entry ticket was not expensive just USD 2000.00 per entry 3.orang Bunian Bunian person or just a kind of mythical creature Bunian is refined from the Minangkabau region of West Sumatra, Indonesia. Based on these myths, people Bunian shaped like humans and lived in quiet places, in empty houses that have been abandoned for a long time. This term is known in the region Bunian The term is also sometimes associated with the term god in Minangkabau, the definition of "god" in this case is slightly different with the notion of deities in Hindu and Buddhist teachings. "Gods" in terms Minangkabau means countryman spirits who live in the jungle, in the jungle, on the edge of a hill, or near the cemetery. Usually when a day before sunset at the edge of the hill will smell a scent that is commonly known as "food god" or "gods samba". The aroma smells like french fries. This can vary but are similar, based on the local trust Minangkabau society in different regions. "Gods" in the Minangkabau belief is associated as sexed female, were pretty good-looking, not men as a common perception in the trust la In addition, the Minangkabau people also believe that there are people missing events hidden god / man Bunian. There is also the term "maintained the gods", which is when the baby had been taken by the gods. This myth is still believed many Minangkabau society until now 4. bikit fat bone Bukit Tambun Bone is also legend that took place around the road that connects Wood Planted with Leopold crosses Bukit Barisan. It is said that long ago, there is a hill filled with human bones. This story tells of the difficulty of the coast to get to the center of the Minangkabau country, because they have to climb the hill, then robbed and killed on a hill called "Tambun Bone". But to this day, there is no archaeological or historical research on this myth. Legend of Bukit Tambun This bone is then a lot of the inspiration fiction stories. Author Makmur Hendrik example, making Bukit Tambun bones as background novel "Silver Sleigh bells". Then Bastion Tito, never wrote one novel series Wiro Sableng titled "Flood of Blood in Bone Tambun" 5. stone Malin Kundang Malin Kundang stone is a stone that resembles a human face on the ground at Sweet Water Beach, Padang, West Sumatra. According to local people, the stone is believed to be Malin Kundang who has been cursed by his mother to become a rock for being insubordinate. Truth is doubtful whether the legend is real or not.

hal mistis dan mitos oang minang kabau

1. batu angkat angkat Bila Anda berkunjung ke Batusangkar Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar), Anda akan menemukan ragam cerita batu. Sejak cerita berlatar sejarah, sampai yang berbalut mitos dan kearifan lokal. Di Batusangkar, agaknya sudah banyak yang mengunjungi batu basurek dan batu batikam. Dua batu yang berhubungan dengan sejarah Minangkabau di masa lalu. Namun, belum banyak cerita tentang batu angkek-angkek. Batu ini disimpan di sebuah rumah gadang di Nagari Balai Tabuh, Kecamatan Sungayang, sekitar 11 KM dari Kota Batusangkar. Untuk mengangkat batu magis itu, anggota adat terlebih dahulu melakukan ritual untuk menjaga keseimbangannya. Meski sarat dengan aroma mistis, Alpi Putra (40), generasi ke-8 dari keturunan penemu batu, Datuak Bandaro Kayo, meminta agar batu tersebut tidak dianggap berlebihan. Menurutnya, batu berbentuk kura-kura tersebut hanya sebagai media untuk meminta dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Untuk mengangkat batu, terlebih dulu harus berwudu sesuai dengan ajaran Islam. Lalu berdoa kepada Tuhan meminta apa yang diinginkan, misalnya jodoh. Kemudian, badan membungkuk dan tangan kanan dan kiri menarik batu ke atas pangkuan. Kalau bisa ditarik ke pangkuan, maka apa yang diminta akan terkabul. Percaya atau tidak, itu pilihan Anda. Yang jelas, Batu Angkek-angkek merupakan salah satu aset Minangkabau yang patut dijaga. 2. ikan sungai janiah(sungai jernih) Ikan sakti ini berada di sebuah kolam yang berada di daerah Sungai Janiah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Kolam besar yang banyak ikanya ini sunguh terawat dengan rapi air kolam ikan sakti inipun sangat jernih para pengunjung bisa langsung melihat ikan yang ada di dalam kolam. Ikan yang ada di kolampun jumlahnya banyak bahkan ada yang berukuran sampai 2 meter. Tidak ada orang yang bernai menagkap ikan di kolam ini sebab takut akan kutukan ikan sakti yakni siapa saja yang memakan kan sakti di kolam ini akan tertipa musibah. Asal mula ikan yang ada di Sungai Janiah dari penjelmaan anak manusia dan anak jin yang telah dikutuk oleh Tuhan, karena kedua makhluk yang berlainan alam ini telah melanggar janji yang telah mereka sepakati. Versi Muchtar Tuanku Sampono Muchtar Tuanku Sampono yang berusia 96 tahun, tokoh masyarakat Sungai Janiah mengatakan, ikan di Sungai Janiah ini tidak “sakti”. Ikan tersebut berasal dari anak yang hilang. Malam harinya ibu anak tersebut bermimpi agar dibuat nasi kunyit (nasi kuning) dan dipanggil anaknya di Sungai Janiah. “Sejak dulu tidak ada yang berani memakan ikan di Sungai Janiah ini, karena mereka enggan saja karena sepertinya memakan manusianya saja, bahkan Belanda dan Jepang tidak berani menjamah ikan ini,” Menurut Tuanku Sampono tidak ada yang tahu jenis dan nama ikan tersebut. Ikan seperti ikan ‘gariang’, namun kata orang Jambi ikan ini sejenis ikan Kalari. Seperti yang dikatakan oleh Tuanku Sampono ikan-ikan tersebut sejak dulu tidak terlihat anak-anak ikannya. Nah tertarik untuk berwisata ke kolam sakti ini datang saja ke Sumatara barat tiket masuknya pun tidak mahal hanya Rp 2000,00 sekali masuk 3.orang bunian Orang bunian atau sekedar bunian adalah mitos sejenis makhluk halus dari wilayah Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia. Berdasar mitos tersebut, orang bunian berbentuk menyerupai manusia dan tinggal di tempat-tempat sepi, di rumah-rumah kosong yang telah ditinggalkan penghuninya dalam waktu lama. Istilah ini dikenal di wilayah Istilah orang bunian juga kadang-kadang dikaitkan dengan istilah dewa di Minangkabau, pengertian "dewa" dalam hal ini sedikit berbeda dengan pengertian dewa dalam ajaran Hindu maupun Buddha. "Dewa" dalam istilah Minangkabau berarti sebangsa makhluk halus yang tinggal di wilayah hutan, di rimba, di pinggir bukit, atau di dekat pekuburan. Biasanya bila hari menjelang matahari terbenam di pinggir bukit akan tercium sebuah Aroma yang biasa dikenal dengan nama "masakan dewa" atau "samba dewa". Aroma tersebut mirip bau kentang goreng. Hal ini dapat berbeda-beda namun mirip, berdasarkan kepercayaan lokal masyarakat Minangkabau di daerah berbeda. "Dewa" dalam kepercayaan Minangkabau lebih diasosiasikan sebagai bergender perempuan, yang cantik rupawan, bukan laki-laki seperti persepsi yang umum di kepercayaan la Selain itu, masyarakat Minangkabau juga meyakini bahwa ada peristiwa orang hilang disembunyikan dewa / orang bunian. Ada juga istilah "orang dipelihara dewa", yang saat bayi telah dilarikan oleh dewa. Mitos ini masih dipercaya banyak masyarakat Minangkabau sampai sekarang 4. bikit tambun tulang Bukit Tambun Tulang ini juga kisah legenda yang bertempat di sekitar jalan yang menghubungkan Kayu Tanam dengan Padang Panjang melintasi Bukit Barisan. Konon dulu kala, terdapat sebuah bukit yang penuh dengan tulang belulang manusia. Kisah ini menceritakan sulitnya orang dari pesisir untuk menuju pusat negeri Minangkabau, karena harus mendaki bukit, kemudian dirampok dan dibunuh di sebuah bukit yang dinamakan "Tambun Tulang". Namun sampai hari ini, belum ada penelitian arkeologi atau sejarah atas mitos ini. Legenda Bukit Tambun Tulang ini kemudian banyak menjadi inspirasi kisah-kisah fiksi. Penulis Makmur Hendrik misalnya, menjadikan Bukit Tambun Tulang ini sebagai latar belakang novel "Giring-giring Perak". Kemudian Bastion Tito, pernah menulis salah satu seri novel Wiro Sableng berjudul "Banjir Darah di Tambun Tulang" 5. batu malin kundang Batu Malin Kundang adalah sebuah batu yang menyerupai manusia tertelungkup di tanah di Pantai Air Manis, Padang, Sumatera Barat. Menurut masyarakat sekitar, batu tersebut diyakini sebagai Malin Kundang yang telah dikutuk oleh ibunya untuk menjadi batu karena bersikap durhaka. Kebenaran legenda tersebut diragukan apakah nyata atau tidak.

Friday, 14 February 2014

Kapau, a region in western Sumatra, district tilatang Kamang

Kapau is a village located in the districts Tilatang Kamang , Agam regency , West Sumatra , Indonesia boundary Geographically , the limit is Kapau Nagari : the north bounded by Nagari Koto Tangah and Gadut . Just south bounded by Madiangin ( Bukittinggi ) and the District IV Lift . East bounded by Koto Merapak ( the District IV Lift ) Agam . West bounded by Nagari Gadut . Kampung or Village Nagari Kapau covers only 475 hectares , is the smallest of the three Nagari Nagari in District Tilatang Kamang . Traditionally Nagari Kapau consists of 12 oblong ( town / village ) are arranged into 3 trial . Then Nagari Kapau also been used three villages , the corresponding number of trial Induring the Village , the Village and Sand Village Pandam Basasak . But after appearing Law No.22/1999 , West Sumatra back to the reign of Nagari . Twelve oblong in Nagari Kapau are as follows : The trial consisted of the ellipse Pandan Induring Many , Induring , Koto Panalok , Cingkariang and Padang Cantiang . While the trial is Pandam Basasak , oblong Koto Panjang , Koto Panjang Downstream , Korong Adieu and oblong Cubadak . There was to consist of sand Session Maru Parak ellipse , and ellipse fields Laweh Dangkek or Paninjauan . tribal The number of tribes in Kapau there are nine ( 9 ) tribes , each tribe Jambak Tower , Malay , Koto , then join a tribe ( clump ) Vases , Pili . And the tribe of the Cape , Banana , Simabua also incorporated in a single clump . Then the tribe Jambak Kaciak stand alone . Thus , there are combined into 6 parts ( clumps ) , each headed by a penghoeloe . So bernamalah Kapau VI tribes . ninik mamak In the six indigenous tribes , basuku ba induak babuah scar , Kampuang dibari banan tuo , home dibari batungganai , panghulu nan anam rate ( panghulu pucuak ) , That's the highest judge in the Nagari akanjadi Kapau atapun by custom mamacik Arek , mangganggam taguah consists of : Datuak Bandaro as penghoeloe Jambak tribe Tower . Datuak Mangkudun , penghoeloe Malay . Datuak Palimo , penghoeloe tribe Koto . Datuak Tandilangik , penghoeloe Jar tribes and Pili . Datuak Panduko tongue , tribe penghoeloe Tanjuang , Banana and Simabua . Datuak Indo Marajo , penghuilu Kacik Jambak tribe . Prince of the six above given pituo ( reminded ) , that grows according to the custom Datuk Bandaro , if grown under Syarak Datuak Mangkudun , then raised both by custom with the word consensus. Then attach the two men heritage coupled with a cow . While lifting ninik Mamak ( penghoeloe new ) one parent , each buffalo. But Datuk Datuk Bandaro and Mangkudun , a buffalo and a cow . That is why Datuk Datuk Bandaro and Mangkudun as Bulek shoots in each tribe and shoots Bulek in the six tribes . This Bulek shoots placement guided by the early fall of Hill Kapau to Kapau now . Both penghoeloe is also likely to be completed , the mother decided , with kato nan manabuakan in indigenous rights , if any perselisiahan understanding among the six tribes ninik mamak this . Typical dishes Kapau Stew Kapau kunyitnya very distinctive with a very dominant color , with a savory and spicy flavors . Vegetable curry Kapau consists of young jackfruit pieces , bamboo shoots , cabbage , ferns , green beans , jengkol the sauce is not too thick ( not too much coconut milk ) yellow ( turmeric ) red ( cayenne ) . What is also very typical is goulash tunjang , or kikil . Pangek batalua paweh fish ( fish curry cooked Tawes spawn until dry ) , goulash intestine ( ox ) containing a mixture of egg and tofu are crushed , Balado jerky , fried eel .